Saturday, April 14, 2007

JATUH CINTA dan HONG SHUI / FENG SHUI (bagian 1)

Mengapa seseorang bisa jatuh cinta? Mengapa ada seseorang jatuh cinta pada seorang tertentu dan bukan pada orang lainnya? Mengapa orang bisa jatuh cinta pada lawan jenis tapi juga ada yang hanya jatuh cinta pada sesama jenis? Mengapa seseorang hanya bisa bersahabat dan tidak bisa menjalin cinta kasih dengan seorang yang sangat dekat walau berlain jenis, namun bisa mendadak jatuh cinta pada orang yang baru dikenalnya, bahkan sampai terkaing-kaing seolah dunia mau kiamat bila ia tidak berada di dekatnya?
Dimanakh peranan takdir atau TUHAN di dalam proses itu? Di manakah peranan lingkungan sosial, ekonomi, budaya, bahkan politik dalam proses tersebut? Apakah jatuh cinta adalah sebuah proses yang sangat alami sebagaimana daun jatuh ke tanah saat musim gugur tiba atau butiran salju yang turun saat musim dingin, atau seperti hujan yang mengucur ketika awan tak sanggup lagi menampung uap di langit tinggi?
Adakah campur tangan Tuhan, atau upaya manusia bahkan peranan benda-benda alami atau benda buatan di sekitarnya, sehingga satu jenis manusia bisa jatuh cinta pada jenis manusia yang lainnya, bahkan sejak pandangan pertama? Atau sungguh adakah apa yang disebut sebagai jatuh cinta dari mata turun ke hati itu? Adakah proses kimia atau bahkan fisika di dalam tumbuhnya apa yang disebut sebagai perasaan jatuh cinta itu?
Tidak ada sesuatu yang kebetulan terjadi di bawah matahari ini, kata mereka ayng percaya kepada takdir atau nasib atau filsafat determinisme. Setiap akibat pasti selalu ada sebabnya. Sebagaimana setiap sebab pasti merupakan akibat dari adanya energi awal yang mendorong gerakan itu. Sebagaimana setiap daya tarik pasti ada daya dorong di ujung lainnya.
Lalu, di manakah gerangan peranan ilmu hongshui dalam proses yang disebut sebagai jatuh cinta atau kasmaran?
Kebanayakn dari kita percaya bahwa proses jatuh cinta tidaklah selalu bisa dijelaskan dengan logika (seperti dalam lirik lagu AGNES MONICA yang berbunyi "Cinta tak ada logika") atau akal sehat untuk tidak dikatakan bahwa cinta itu memang sungguh-sungguh buta. Buta dari apa? Buta dari akal? Dari logika? Dari panca indra? Dari materi? Dari hati? Dari ruang? Dari waktu?

No comments: