Wednesday, April 29, 2009

Hati-hati, Dinginnya AC Bisa Bikin Gemuk!


Daripada berhadapan dengan cuaca panas memang lebih enak diam di ruangan dengan penyejuk ruangan alias AC. Tapi hati-hati, penelitian terbaru menyatakan AC dianggap berpotensi membuat tubuh lebih gemuk. Waduh!

Dugaan ini disampaikan oleh the Clinical Nutrition Research Center at the University of Alabama in Birmingham. Dilansir ABC, Selasa (11/7/2006), mesin pengatur suhu, baik itu pemanas maupun penyejuk ruangan bisa menjadi salah satu penyebab obesitas alias kegemukan yang berlebihan pada seseorang.

Secara umum sistem kerja alat pengatur suhu menyesuaikan panas atau dingin ruangan sesuai dengan yang dikehendaki penggunanya. Dengan adanya bantuan alat, tubuh akan berada di "The Thermoneutral Zone," yaitu suatu rentang suhu ketika tubuh tak lagi perlu mengeluarkan energi untuk beradaptasi dengan suhu ruangan.

Jika tak ada penyejuk atau pemanas ruangan tubuh harus bekerja ekstra. Untuk beradaptasi dengan suhu, tubuh mengeluarkan energi cadangan yang tersimpan di dalam tubuh, misalnya lemak. Dengan bantuan AC dan pemanas ruangan, tubuh tak perlu mengeluarkan tenaga ekstra dan sisa lemak yang tersimpan, tetap aman pada tempatnya.

Namun obesitas tentu tak sepenuhnya disebabkan oleh AC semata. Pola makan yang tak sehat, kebiasaan merokok, konsumsi obat-obatan tertentu, kurang tidur, dan beberapa faktor lain juga ikut mendukung

Untuk menghindari atau mengatasi obesitas, tentu seseorang harus belajar hidup sehat. Tapi, ketika seseorang mencoba untuk hidup sehat, tantangan menghadapi masalah berat badan justru semakin bertambah. Contohnya pada orang yang berhenti merokok.
Seseorang yang berhenti merokok, biasanya mencari kegiatan lain sebagai pengalih perhatian. Salah satu kegiatan favorit yang dipilih untuk pengalih perhatian tentu bukan berolahraga, tapi ngemil alias menyantap kudapan yang umumnya berkalori tinggi.

Kembali soal penyejuk ruangan, Darwin Deen, profesor di Universitas Pengobatan Albert Einstein membantah asumsi yang diajukan oleh the Clinical Nutrition Research Center at the University of Alabama tersebut. Menurutnya, suhu ruangan tak ada hubungannya dengan naik turun berat badan.

"Banyak orang bisa tetap langsing dalam iklim yang berbeda-beda. Sepertinya AC tidak terlalu banyak berpengaruh," tambah Terrill Bravender.

Kalori yang berlebihan serta intensitas aktivitas fisik masih menjadi penentu utama masalah berat badan seseorang. Tapi, tak ada salahnya untuk tetap memulai kebiasaan hidup sehat dan tak banyak bergantung pada mesin-mesin yang memanjakan tubuh.
baca selengkapnya...

Tuesday, April 28, 2009

Hindari Menunda Pekerjaan! (bagian 2)

Kekhawatiran untuk berbuat sesempurna mungkin akan mencegah mereka untuk menyelesaikan semuanya tepat waktu. Tidak hanya itu, perasaan "saya tidak mampu" juga bisa menyebabkan penundaan. Remaja yang merasa dirinya tak mampu mengerjakan suatu tugas seringkali percaya bahwa mereka akan gagal sehingga menghindari pekerjaan itu, karena toh "saya akan gagal juga pada akhirnya, jadi sama saja." Terakhir, rasa takut akan perasaan tak nyaman yang diakibatkan oleh tugas-tugas tertentu yang dianggap merepotkan atau sedikit "menakutkan" (misalnya mewawancarai seseorang yang jauh lebih tua) bisa menyebabkan penundaan. Tapi pada akhirnya, semakin lama ditunda, semakin merasa tak nyamanlah ia.

Nah, penyebab kedua adalah pola perilaku kita. Memulai suatu tugas yang dianggap sulit mungkin terlihat tidak mungkin. Jika itu terjadi berulang kali, maka penundaan pun menjadi seperti hal yang hampir tak mungkin dihindari. Sekali kita terbiasa menunda pekerjaan, maka akan sulit sekali melepaskan diri dari perilaku tersebut. Kita mungkin bahkan merasa lebih "nyaman" untuk mempertahankan sikap itu karena tidak mau berganti kebiasaan.

Tapi jangan khawatir..jika ada kemauan, pasti ada jalan, bukan ? Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan jika kamu punya kebiasaan menunda pekerjaan :
• Berpikirlah secara positif. Motivasikan dirimu dengan berpikir : "Tidak ada waktu lagi seperti sekarang,", "Lebih cepat saya menyelesaikannya, lebih cepat pula saya bersenang-senang", "Lebih mudah jika saya melakukannya sekarang daripada menunggu keadaan memburuk."
• Jangan langsung ambil kesimpulan kamu akan gagal. Berpikir bahwa kamu tidak bisa mengerjakan apapun juga hanya akan menghambatmu. Sadarilah bahwa perkiraan-perkiraan negatifmu itu bukanlah fakta. Fokuskan dirimu pada yang sekarang saja.
• Buatlah tujuan yang jelas. Pikirkan apa yang kamu inginkan dan apa-apa saja yang harus dilakukan secara spesifik. Misalnya kamu ada deadline membuat makalah, buatlah jadwal dengan tujuan-tujuan realistis pada tiap langkahnya, misalnya mulai dari ke perpustakaan, riset bahan, fotokopi, membuat draft, mengetik, sampai menyelesaikannya.
• Buatlah prioritas. Tulislah di selembar kertas hal-hal yang harus dilakukan dengan skala prioritas dari yang paling penting sampai yang paling tidak penting. Semakin dekat deadline-nya, semakin tinggi skalanya. Kerjakanlah semuanya berurutan, karena kalau tidak, daftar itu menjadi sia-sia.
Bagilah tugas-tugas yang berat atau kurang menyenangkan menjadi beberapa bagian. Kamu akan merasa lebih nyaman jika melakukannya satu per satu.
• Jadilah orang yang terorganisir. Pastikan semua hal yang kamu butuhkan untuk mengerjakan tugas sudah siap ketika kamu mulai mengerjakannya. Punya organizer juga akan sangat membantu. Gunakan "pengingat". Baik dengan organizer elektronik yang ada alarm-nya, HP yang ada reminder-nya, atau berbagai catatan kecil yang kamu bisa taruh di cermin, dinding, pintu, dashboard mobil, kulkas, dan tempat-tempat lain yang pasti kamu lihat setiap hari. Semakin sering kita ingat, maka akan kita akan semakin "patuh" pada rencana yang sudah dibuat.
• Terakhir, berilah hadiah pada dirimu sendiri ketika kamu telah selesai mengerjakan tugasmu, atau bagian dari tugasmu. Perayaan punya efek yang kuat untuk mengembangkan sikap "lakukan itu sekarang." Tersenyumlah dan biarkan dirimu menikmati selesainya pekerjaanmu. Jangan menganggap satu langkah itu hal yang remeh. Ingat, kamu telah makin dekat pada tahap akhir. Jadi, apalagi yang kamu tunggu? Bekerjalah sekarang juga!

[Klik disini untuk kembali ke bagian 1...]
baca selengkapnya...

Hindari Menunda Pekerjaan! (bagian 1)

Penundaan melakukan suatu pekerjaan adalah hal yang sudah mewabah ke setiap orang tanpa kecuali. Bahkan bagi beberapa orang, hal ini sudah menjadi masalah kronis. Tapi bagaimanapun juga, hasilnya tetap sama: waktu yang terbuang, kesempatan yang hilang, prestasi buruk, kepercayaan diri rendah dan stress yang meningkat.

Menunda pekerjaan adalah membiarkan tugas-tugas yang tidak menjadi prioritas "menggantikan" tugas-tugas yang seharusnya jadi prioritas. Misalnya saja sibuk telpon-telpon berjam-jam dengan teman atau pacar, padahal tahu kalau besok ada PR yang harus segera diselesaikan. Atau menonton TV padahal ada tugas rumah yang harus dikerjakan.

Kita semua nampaknya oke-oke saja kalau mengerjakan pekerjaan yang kita sukai. Tapi kalau dihadapkan ke pekerjaan yang dianggap sulit, merepotkan, dan semacamnya, kita bisa malah menunda pekerjaan itu. Kita selalu punya "cara" untuk membodohi diri kita sendiri. Berikut ini adalah alasan-alasan yang biasa dikeluarkan :
• "Saya akan menunggu sampai mood saya muncul untuk mengerjakan itu"
• "Ah tidak apa-apa menyimpang sedikit hari ini, toh besok tidak lagi"
• "Masih ada banyak waktu untuk menyelesaikannya."
• "Mengapa sih saya harus mengerjakan tugas sebanyak ini? Ini tidak adil."
• "Wah susah nih! Saya tidak tahu mulainya bagaimana."
• "Saya bekerja lebih baik di bawah tekanan (dekat deadline), jadi tidak perlu mengerjakannya sekarang."
• "Masih banyak pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan lebih dulu."

Jika dikatakan ke orang lain, alasan-alasan di atas memang tidak meyakinkan, tapi sebaliknya, jika kita mengatakannya ke diri kita sendiri, maka kita lama-lama bisa "percaya" dengan kebohongan itu sendiri.

Penundaan adalah kebiasaan yang buruk. Kita semua tahu hal itu. Ada 2 penyebabnya, yang pertama adalah pemikiran negatif yang di pikiran kita untuk menjustifikasi penundaan tersebut. Sedangkan penyebab yang kedua akan pola perilaku kita sendiri.

Jika dilihat lebih dekat, pemikiran negatif tersebut mencakup 3 isu dalam "taktik" penundaan : perfeksionisme, ketidakmampuan, dan rasa tidak nyaman. Remaja yang percaya bahwa mereka harus melakukan pekerjaan yang sempurna mungkin menunggu sampai semua sumber daya tersedia, atau secara terus menerus hanya menfokuskan diri pada menulis draft berulang kali.

Nah, penyebab kedua adalah pola perilaku kita.
[Klik disini untuk lanjut ke bagian 2...]
baca selengkapnya...

Gosip Mampu Buat Orang Lebih Sehat

Ternyata kegiatan ngegosip atau membicarakan orang lain bukanlah kegiatan tanpa manfaat. Sebuah studi membuktikan hidup seseorang akan lebih sehat jika dibumbui dengan gosip.

Adalah Jennifer Bosson PhD dan rekan-rekannya yang melakukan penelitian ini sejak ia masih berkerja di departemen psikologi Universitas Oklahoma. Dari penelitian ini Jennifer dan timnya malah menemukan banyak sekali pengaruh positif yang bisa diperoleh dari gosip.

Kebanyakan orang bersosialisasi dengan pembahasan yang tengah hangat dibicarakan. Dengan ini interaksi seseorang terhadap yang lainnya jadi meningkat. Bahkan seorang yang tak dikenal pun bisa menjadi lawan interaksinya dengan bebas. Apalagi topik yang dibicarakan diketahui secara luar oleh khalayak. Misalnya gosip orang kenamaan atau selebritis.

Gosip bisa juga dikatakan sebagai kegiatan ngomongin orang. Karena biasanya objek pembicaraan tak ada ditengah-tengah percakapan. Untuk mendapatkan hasil yang konkret, para pakar ini pun melakukan tiga kali penelitian.

Penelitian pertama, 30 orang mengindetifikasi orang yang biasanya digosipkan adalah orang terdekat mereka. Hanya dengan menyebutkan inisial nama saja, percakapan gosip ini bisa berlangsung dengan seru.

Dari penelitian ini pengaruh negatif cenderung lebih besar dibandingkan hal-hal positifnya. Padahal mereka sendiri tak menyadari bahwa membicarakan orang itu buruk akibatnya.

Penelitian kedua melibatkan 88 orang pelajar. Penelitian kedua pun menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian pertama. Namun rupanya dari penelitian kedua ini banyak pelajar yang mengaku mendapatkan banyak teman baru dari bahan gosip yang diketengahkan. Bukankah itu hasil yang positif?

[sumber: detikHot]
baca selengkapnya...

Sunday, March 15, 2009

Cara Mencegah Kanker - Tahap 2

TUMOR MARKER

Tumor marker adalah senyawa protein, antigen atau hormon yang dapat dideteksi peningkatannya di dalam darah, urin, atau jaringan tubuh seseorang yang mengidap suatu jenis kanker. Tumor marker dapat berasal dari jaringan kanker itu sendiri atau dari jaringan tubuh pasien, sebagai bentuk respon terhadap jaringan kanker. Tes tumor marker dilakukan dengan mengambil sampel darah, urin atau jaringan tubuh pasien. Sampel kemudian dikirim ke laboratorium untuk dilakukan beberapa pemeriksaan.

Tumor marker dapat digunakan untuk tujuan :

1. Skrining atau deteksi dini terhadap kanker
2. Alat diagnostik terhadap kanker dan jenis kanker
3. Memperkirakan prognosis dari penderita kanker
4. Monitor tingkat keberhasilan terapi kanker (seperti operasi, radiasi atau kemoterapi)
5. Deteksi kekambuhan kanker

Sesuai dengan tujuannya maka pemeriksaan tumor marker dapat dilakukan pada saat penetapan diagnosa, sebelum, selama atau sesudah terapi dan dilakukan secara berkala untuk mendeteksi adanya kekambuhan.

Tumor marker yang berbeda ditemukan pada jenis kanker yang berbeda dan peningkatan nilai suatu jenis tumor marker dapat ditemukan pada lebih dari satu jenis kanker. Tidak semua kanker dapat menyebabkan peningkatan nilai tumor marker terutama pada stadium awal, namun kadang kala dapat ditemukan peningkatan nilai tumor marker pada pasien yang tidak mengidap kanker. Karena sifatnya yang kurang sensitif dan spesifik, tes tumor marker harus disertai dengan pemeriksaan penunjang lainnya (seperti x-ray).

[klik disini untuk melihat tabel tumor marker]
baca selengkapnya...

Thursday, March 12, 2009

Cara Mencegah Kanker - Tahap 1

Sepertinya semakin sering kita mendengar orang terkena kanker.
Tentunya ada perasaan takut dan was-was, jangan-jangan diri kita
adalah calon penderita kanker.

Penelitian oleh Institute Kanker Nasional AS menyebutkan tiga puluh
persen kasus kanker disebabkan oleh rokok dan sekitar 35 - 50 persen
kasus kanker disebabkan oleh makanan. Tapi, kapan sih kita dapat
terkena kanker ?

Kanker dimulai dari satu sel tak normal yang mulai memperbanyak diri
tanpa terkontrol. Kelompok sel semacam itu membentuk kanker dan
mendesak jaringan yang sehat. Sel kanker yang matang pecah dan anak
sebarnya dibawa aliran darah menyebar ke bagian lain tubuh dan
membentuk kanker baru.

Diantara semua faktor penyebab kanker, yang paling mungkin kita
kontrol adalah makanan kita sehari-hari. Ada baiknya kita perhatikan
beberapa pedoman berikut ini:

1. Pentingnya zat pencegah kanker pada sayuran & buah
Sayuran tidak hanya tinggi serat dan rendah lemak, tetapi juga banyak
mengandung zat pencegah kanker. Karotenoid, pigmen yang memberi warna
gelap pada buah dan sayuran hijau misalnya, terbukti bisa membantu
mencegah kanker.

Betakaroten yang terdapat dalam sayuran berwarna hijau tua dan jingga
membantu mencegah kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker mulut,
kanker kerongkongan (esophagus), kanker pangkal tenggorok (larynx),
dan kanker payudara.

Sayuran seperti kol, brokoli, kale, kembang kol, dan brussel
sprout mengandung flavonoid dan indole yang juga bersifat antikanker.
Sedangkan kandungan vitamin C di dalam buah-buahan dan beberapa
sayuran juga bisa menurunkan risiko kanker kerongkongan dan kanker
perut.

Vitamin C berlaku sebagai antioksidan yang menetralkan bahan kimia
penyebab kanker yang terbentuk di dalam tubuh. Mineral
selenium yang ditemukan pada kelompok padi-padian juga memiliki efek
antioksidan seperti halnya vitamin C dan vitamin E.

Untuk mencegah kanker, tingkatkan konsumsi sayuran dan buah-buahan.
Usahakan mengkonsumsi sayuran dan buah minumal 5 porsi setiap hari.

2. Tingkatkan konsumsi makanan berserat
Makanan kaya serat juga membantu mencegah kanker payudara, karena
serat bisa mengikat hormon estrogen dan membantu mengeluarkannya dari
dalam tubuh. Dengan demikian, estrogen tidak kembali ke aliran darah,
sehingga tidak menyebabkan peningkatan kadar estrogen di dalam tubuh.
Kadar estrogen yang tinggi di dalam tubuh bisa meningkatkan risiko
kanker payudara.

Serat banyak terdapat pada sayuran, buah-buahan, polong-polongan,
kacang-kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai, tempe), lentil,
dan makanan pokok seprti beras serta gandum yang diproses minimal
(whole grain).

Banyaknya konsumsi serat yang dianjurkan adalah antara 20 dan 30 g
setiap hari. Serat sebaiknya bersumber dari makanan, bukan dari
suplemen.

3. Turunkan konsumsi lemak
Demi menurunkan risiko, institut Kanker Nasional AS menyarankan kita
untuk membatasi konsumsi lemak hingga 30 persen saja. Tetapi menurut
penelitian, untuk mendapatkan efek antikanker, sebaiknya usahakan
mengkonsumsi lemak kurang dari 30 persen, untuk amannya kira-kira 10-
15 persen saja.

4. Hindari alkohol
Meminum minuman berlakohol secara berlebihan bisa meningkatkan risiko
kanker payudara, kanker mulut, kanker faring (phrynx, saluran antara
rongga hidung, rongga mulut, dan kerongkongan), dan kanker
kerongkongan (esophagus). Apa lagi jika ditambah dengan kebiasaan
merokok, bisa juga meningkatkan risiko kanker perut, kanker hati, dan
kanker usus besar (kolon).

5. Hindari terlalu sering memasak makanan pada suhu tinggi
Memasak makanan seperti daging atau ikan dengan cara digoreng dengan
panas tinggi bisa memunculkan zat-zat yang bersifat karsinogenik
(menimbulkan kanker). Daging yang dibakar, dipanggang, diasap, atau
diberi bahan pengawet nitrit juga bisa membentuk zat karsinogen. Jadi,
lebih aman memasak dalam suhu yang lebih rendah misalnya dikukus,
direbus atau dimasak sekejap.

6. Batasi camilan lezat tapi tidak sehat
Terkadang kita tergoda mengkonsumsi camilan yang rasanya lezat namun
tidak sehat seperti cake, permen, serta aneka dessert yang umumnya
terbuat dari lemak jenuh. Jika sulit menghindar, makanlah dalam porsi
kecil sambil tingkatkan konsumsi makanan yang sehat.

7. Kurangi mengkonsumsi keripik kentang dan kentang goreng
Menurut penelitian, makanan kaya karbohidrat seperti kentang yang
digoreng, akan merangsang terbentuknya senyawa pemicu kanker bernama
akrilamida. Senyawa karsinoganik pada keripik kentang atau kentang
goreng ini jauh lebih banyak dibandingkan akrilamida yang terdapat
pada makanan gorengan lain seperti daging, ikan dan roti goreng.

8. Kedelai dan olahannya mencegah kanker
Menurut penelitian, kedelai dan hasil olahannya (tempe, tahu, susu
kedelai) membantu menurunkan risiko terjadinya kanker payudara dan
kanker prostat. Kedelai mengandung fitoestrogen, yaitu genistein dan
daidzein, dibantu zat-zat lain yang berfungsi mencegah terjadinya
kanker.
baca selengkapnya...

Tuesday, March 10, 2009

Rokok Picu Gangguan Tiroid Ibu Hamil & Janin

HINDARI: Ibu hamil sebaiknya menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari paparan asap rokok, untuk mencegah dampak buruk terhadap kesehatan janin.

Satu lagi alasan ibu hamil untuk menghentikan kebiasaan merokok. Para peneliti di Inggris membuktikan hal itu dapat mengganggu fungsi hormon tiroid pada ibu dan janin, Selasa (14/1).

Asap rokok telah terbukti menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, meningkatkan risiko sindrom kematian bayi mendadak atau sudden infant death syndrome, serta mengakibatkan bibir sumbing, kelainan jantung dan gangguan lainnya.

Bijay Vaidya dan tim peneliti dari Royal Devon And Exeter Hospital menemukan, merokok juga dapat berdampak pada tiroid ibu dan bayi.

"Kami mempelajari pengaruh dari asap rokok dapat mempengaruhi fungsi tiroid pada dua kelompok wanita dengan usia kehamilan yang berbeda. Pertama, kelompok kehamilan trisemester pertama dan kelompok usia kehamilan trisemseter akhir," ujar Vaidya.

Pada kedua kelompok, peneliti menemukan, merokok selama hamil terkait erat dengan perubahan tingkat hormon tiroid ibu.

Fungsi tiroid yang baik merupakan kunci untuk mempertahankan kehamilan, sebagian wanita mengalami ketidakseimbangan tiroid terutama saaat hamil.

Hal itu mempengaruhi metabolisme dan meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi berat badan rendah dan gangguan perkembangan otak.

Penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, Vaidya dan tim peneliti mengatakan, pihaknya mengukur tingkat hormon tiroid pada tali pusat bayi dan menemukan kebiasaan merokok berkaitan dengan perubahan fungsi tiroid juga terjadi pada bayi.

Namun jika dibandingkan antara wanita yang berhenti merokok selama hamil dan yang tidak merokok, perubahan tingkat tiroid itu bisa teratasi dengan cepat.

[source: pengobatangalihgumelar.blogspot.com]
baca selengkapnya...

Tuesday, March 03, 2009

Terapi Terhadap Tumor Tiroid

Tumor tiroid merupakan penyakit yang sering ditemukan, pada umumnya berupa tumor jinak, sebagian kecil berupa karsinoma, jarang sekali dijumpai sarkoma. Dari penduduk Amerika Serikat, sekitar 3% dengan perabaan dapat ditemukan nodul soliter kelenjar tiroid.

Kesulitan terbesar dalam menangani nodul tiroid adalah dalam memastikan ada tidaknya karsinoma di dalamnya. Ada yang telah mengumpulkan data sampel tiroid dari hasil otopsi 1116 kasus dari Jepang, Kanada, Polandia, Kolombia dan Hawaii, ditemukan adanya kanker tersembunyi pada 5,6-28,4% kasus, yang tertinggi di Jepang.

Bagaimana membedakan sifat jinak dan ganas dari nodul tiroid? Beberapa hal berikut dapat membantu membedakannya.

1. Usia muda lebih sering menderita keganasan dibandingkan orang dewasa. Dari nodul soliter tiroid pada kelompok usia kurang dari 15 tahun, 10-50% adalah ganas. Keseluruhnya berupa karsinoma tiroid berdiferensiasi relatif baik. Tapi pada kelompok usia di atas 60 tahun, kemungkinan kanker juga lebih besar, terutama berupa karsinoma tidak berdiferensiasi dengan derajat keganasan tinggi. Kemungkinan wanita menderita karsinoma papiler tiroid lebih besar sekitar 1 kali lipat dibanding pria.

2. Nodul tiroid dengan konsistensi condong keras, tidak terasa adanya kapsul, kemungkinan kanker besar; jika konsistensi seperti tulang, mungkin terdapat kalsifikasi, kemungkinan jinak ataupun ganas masih terbuka; konsistensi sedang, berbatas tegas umumnya tumor jinak, tapi kadang kala sulit dibedakan dari karsinoma folikular tiroid stadium dini; tumor kistik umumnya bersifat jinak, tapi juga mungkin juga karsinoma folikular tiroid mengalami perubahan kistik.

3. Skening radioisotop tiroid: dengan iodium-131 atau teknesium-99m dapat menampilkan citra kelenjar tiroid. Dari citra skening itu, nodul tiroid dapat tampak sebagai: (1) nodul panas, yaitu daerah nodul memiliki radiasi lebih tinggi dari jaringan normal sekitarnya, ini dapat terjadi pada lesi jinak (adenoma folikular) ataupun ganas (adenokarsinoma folikular); (2) nodul hangat: intensitas daerah nodul menyerupai jaringan normal sekitarnya, terutama terjadi pada lesi jinak tiroid; (3) nodul dingin: radiasi daerah nodul jelas lebih rendah, sering terjadi pada karsinoma tiroid tidak berdiferensiasi, karsinoma medular, dll. Dari nodul dingin 54% adalah keganasan.

4. USG: pemeriksaan ini dapat menentukan bentuk, ukuran dan jumlah nodul tiroid, dan yang lebih penting menentukan sifatnya kistik atau padat. Jika sifatnya padat, harus diwaspadai kemungkinan karsinoma tipe folikular, karsinoma medular dan karsinoma tidak berdiferensiasi.

5. Pemeriksaan sitologi dari biopsi jarum halus: di bawah panduan USG, tumor tiroid dipungsi dan diaspirasi dengan jarum halus untuk mendapatkan selnya, pada 90% lebih kasus diagnosis dapat ditegakkan. Tapi jika tidak ditemukan sel ganas, tidak dapat menyingkirkan total karsinoma tiroid, karena lesi dapat bersifat fokal, bila perlu pungsi dan pulasan sitologi harus diulang.
Meskipun terdapat berbagai metode membedakan tumor jinak dan ganas tiroid, tapi misdiagnosis tidak jarang terjadi. Ada kalanya secara klinis didiagnosis sebagai adenoma soliter, namun dalam operasi ditemukan nodul multipel dan terdapat kanker. Oleh sebab itu dewasa ini dianjurkan, setiap nodul tiroid pada dasarnya harus dioperasi, dengan lobektomi tiroid, bukan ekstirpasi nodul saja. Dalam operasi dilakukan potong beku, jika terbukti berupa kanker tiroid berdiferensiasi baik, cukup mengeksplorasi ada tidaknya limfadenopati servikal, lalu operasi dapat ditutup. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan berkala, tidak akan menyebabkan kanker menyebar. Jika ditemukan limfadenopati, harus dilakukan pengangkatan kelenjar limfe.
Setiap pasien yang menjalani tiroidektomi karena kanker tiroid harus mengonsumsi hormon tiroksin seumur hidup. Hal ini adalah untuk memenuhi defisiensi hormon tiroksin tubuh, di samping itu dengan menekan pelepasan hormon TSH dari kelenjar hipofisis akan mencegah kekambuhan kanker tiroid. Obat yang biasa dipakai adalah natrium L-tiroksin, setiap kali 100-150ug peroral.

[source: Fuda Cancer Hospital Guangzhou]
baca selengkapnya...

Friday, February 27, 2009

Kanker Tiroid

DEFINISI
Kanker tiroid adalah suatu keganasan pada tiroid yang memiliki 4 tipe ; papiler, folikuler, anaplastik atau meduler.

Kanker jarang menyebabkan pembesaran kelenjar, lebih sering menyebabkan pertumbuhan kecil (nodul) di dalam kelenjar.
Sebagian besar nodul tiroid bersifat jinak dan biasanya kanker tiroid bisa disembuhkan.

Kanker tiroid seringkali membatasi kemampuan menyerap yodium dan membatasi kemampuan menghasilkan hormon tiroid; tetapi kadang kanker menghasilkan cukup banyak hormon tiroid sehingga terjadi hipertiroidisme.

Nodul tiroid cenderung bersifat ganas jika:
- hanya ditemukan satu
- skening tiroid menunjukkan bahwa nodul tidak berfungsi
- nodulnya padat dan isinya bukan cairan (kistik)
- nodulnya keras
- pertumbuhannya cepat.


KANKER PAPILER

60-70% dari kanker tiroid adalah kanker papiler.
2-3 kali lebih sering terjadi pada wanita.

Kanker papiler lebih sering ditemukan pada orang muda, tetapi pada usia lanjut kanker ini lebih cepat tumbuh dan menyebar.
Resiko tinggi terjadinya kanker papiler ditemukan pada orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di leher.

Kanker ini diatasi dengan tindakan pembedahan, yang kadang melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening di sekitarnya.
Nodul dengan diameter lebih kecil dari 1,9 cm diangkat bersamaan dengan kelenjar tiroid di sekitarnya, meskipun beberapa ahli menganjurkan untuk mengangkat seluruh kelenjar tiroid.
Pembedahan hampir selalu bisa menyembuhkan kanker ini.

Diberikan hormon tiroid dalam dosis yang cukup untuk menekan pelepasan TSH dan membantu mencegah kekambuhan.

Jika nodulnya lebih besar, maka biasanya dilakukan pengangkatan sebagian besar atau seluruh kelenjar tiroid dan seringkali diberikan yodium radioaktif, dengan harapan bahwa jaringan tiroid yang tersisa atau kanker yang telah menyebar akan menyerapnya dan hancur.
Dosis yodium radioaktif lainnya mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa keseluruhan kanker telah dihancurkan.
Kanker papiler hampir selalu dapat disembuhkan.


KANKER FOLIKULER

15% dari kanker tiroid adalah kanker folikuler.
Kanker folikuler juga lebih sering ditemukan pada wanita.

Kanker folikuler cenderung menyebar melalui aliran darah, menyebarkan sel-sel kanker ke berbagai organ tubuh.

Pengobatan untuk kanker ini adalah pengangkatan sebanyak mungkin kelenjar tiroid dan pemberian yodium radioaktif untuk menghancurkan jaringan maupun sel kanker yang tersisa.


KANKER ANAPLASTIK

Kurang dari 10% kanker tiroid merupakan kanker anaplastik.
Kanker ini paling sering ditemukan pda wanita usia lanjut.

Kanker anaplastik tumbuh sangat cepat dan biasanya menyebabkan benjolan yang besar di leher.
Sekitar 80% penderita meninggal dalam waktu 1 tahun.

Pemberian yodium radioaktif tidak berguna karena kanker tidak menyerap yodium radioaktif.
Pemberian obat anti kanker dan terapi penyinaran sebelum dan setelah pembedahan memberikan hasil yang cukup memuaskan.


KANKER MEDULER

Pada kanker meduler, kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar kalsitonin (hormon yang dihasilkan oleh sel-sel tiroid tertentu).
Karena juga bisa menghasilkan hormon lainnya, maka kanker ini menyebabkan gejala-gejala yang tidak biasa.

Kanker cenderung menyebar melalu sistem getah bening ke kelenjar getah bening dan melalui darah ke hati, paru-paru dan tulang.

Pada sindroma neoplasia endokrin multipel, kanker meduler bisa terjadi bersamaan dengan kanker endokrin lainnya.

Pengobatannya meliputi pengangkatan seluruh kelenjar tiroid.
Lebih dari 2/3 penderita kanker meduler yang merupakan bagian dari sindroma neoplasia endokrin multipel, bertahan hidup 10 tahun; jika kanker meduler berdiri sendiri, maka angka harapan hidup penderitanya tidak sebaik itu.

Kadang kanker ini diturunkan, karena itu seseorang yang memiliki hubungan darah dengan penderita kanker meduler, sebaiknya menjalai penyaringan untuk kelainan genetik. Jika hasilnya negatif, maka hampir dapat dipastikan orang tersebut tidak akan menderita kanker meduler. Jika hasilnya positif, maka dia akan menderita kanker meduler; sehingga harus dipertimbangkan untuk menjalani pengangkatan tiroid meskipun gejalanya belum timbul dan kadar kalsitonin darah belum meningkat.
Kadar kalsitonin yang tinggi atau peningkatan kadar kalsitonin yang berlebihan setelah dilakukan tes perangsangan, juga membantu dalam meramalkan apakah seseorang akan menderita kanker meduler.

PENYEBAB
Kanker tiroid lebih sering ditemukan pada orang-orang yang pernah menjalani terapi penyinaran di kepala, leher maupun dada.

Faktor resiko lainnya adalah adanya riwayat keluarga yang menderita kanker tiroid dan gondok menahun.

GEJALA
Terdapat pembesaran kelenjar tiroid atau pembengkakan leher.

Suara penderita berubah atau menjadi serak.

Bisa terjadi batuk atau batuk berdarah, serta diare atau sembelit.

DIAGNOSA
Pertanda awal dari kanker tiroid biasanya adalah benjolan yang tidak terasa nyeri di leher.

Skening tiroid bisa menentukan apakah nodulnya berfungsi atau tidak, karena nodul yang tidak berfungsi cenderung bersifat ganas.

Pemeriksaan USG bisa membantu menentukan apakah nodulnya padat atau berisi cairan.

Contoh nodul biasanya diambil dengan jarum untuk keperluan biopsi.
Biopsi merupakan cara terbaik untuk menentukan apakah nodulnya jinak atau ganas.

[source: medicastore.com]
baca selengkapnya...