Penundaan melakukan suatu pekerjaan adalah hal yang sudah mewabah ke setiap orang tanpa kecuali. Bahkan bagi beberapa orang, hal ini sudah menjadi masalah kronis. Tapi bagaimanapun juga, hasilnya tetap sama: waktu yang terbuang, kesempatan yang hilang, prestasi buruk, kepercayaan diri rendah dan stress yang meningkat.
Menunda pekerjaan adalah membiarkan tugas-tugas yang tidak menjadi prioritas "menggantikan" tugas-tugas yang seharusnya jadi prioritas. Misalnya saja sibuk telpon-telpon berjam-jam dengan teman atau pacar, padahal tahu kalau besok ada PR yang harus segera diselesaikan. Atau menonton TV padahal ada tugas rumah yang harus dikerjakan.
Kita semua nampaknya oke-oke saja kalau mengerjakan pekerjaan yang kita sukai. Tapi kalau dihadapkan ke pekerjaan yang dianggap sulit, merepotkan, dan semacamnya, kita bisa malah menunda pekerjaan itu. Kita selalu punya "cara" untuk membodohi diri kita sendiri. Berikut ini adalah alasan-alasan yang biasa dikeluarkan :
• "Saya akan menunggu sampai mood saya muncul untuk mengerjakan itu"
• "Ah tidak apa-apa menyimpang sedikit hari ini, toh besok tidak lagi"
• "Masih ada banyak waktu untuk menyelesaikannya."
• "Mengapa sih saya harus mengerjakan tugas sebanyak ini? Ini tidak adil."
• "Wah susah nih! Saya tidak tahu mulainya bagaimana."
• "Saya bekerja lebih baik di bawah tekanan (dekat deadline), jadi tidak perlu mengerjakannya sekarang."
• "Masih banyak pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan lebih dulu."
Jika dikatakan ke orang lain, alasan-alasan di atas memang tidak meyakinkan, tapi sebaliknya, jika kita mengatakannya ke diri kita sendiri, maka kita lama-lama bisa "percaya" dengan kebohongan itu sendiri.
Penundaan adalah kebiasaan yang buruk. Kita semua tahu hal itu. Ada 2 penyebabnya, yang pertama adalah pemikiran negatif yang di pikiran kita untuk menjustifikasi penundaan tersebut. Sedangkan penyebab yang kedua akan pola perilaku kita sendiri.
Jika dilihat lebih dekat, pemikiran negatif tersebut mencakup 3 isu dalam "taktik" penundaan : perfeksionisme, ketidakmampuan, dan rasa tidak nyaman. Remaja yang percaya bahwa mereka harus melakukan pekerjaan yang sempurna mungkin menunggu sampai semua sumber daya tersedia, atau secara terus menerus hanya menfokuskan diri pada menulis draft berulang kali.
Nah, penyebab kedua adalah pola perilaku kita.
[Klik disini untuk lanjut ke bagian 2...]
Menunda pekerjaan adalah membiarkan tugas-tugas yang tidak menjadi prioritas "menggantikan" tugas-tugas yang seharusnya jadi prioritas. Misalnya saja sibuk telpon-telpon berjam-jam dengan teman atau pacar, padahal tahu kalau besok ada PR yang harus segera diselesaikan. Atau menonton TV padahal ada tugas rumah yang harus dikerjakan.
Kita semua nampaknya oke-oke saja kalau mengerjakan pekerjaan yang kita sukai. Tapi kalau dihadapkan ke pekerjaan yang dianggap sulit, merepotkan, dan semacamnya, kita bisa malah menunda pekerjaan itu. Kita selalu punya "cara" untuk membodohi diri kita sendiri. Berikut ini adalah alasan-alasan yang biasa dikeluarkan :
• "Saya akan menunggu sampai mood saya muncul untuk mengerjakan itu"
• "Ah tidak apa-apa menyimpang sedikit hari ini, toh besok tidak lagi"
• "Masih ada banyak waktu untuk menyelesaikannya."
• "Mengapa sih saya harus mengerjakan tugas sebanyak ini? Ini tidak adil."
• "Wah susah nih! Saya tidak tahu mulainya bagaimana."
• "Saya bekerja lebih baik di bawah tekanan (dekat deadline), jadi tidak perlu mengerjakannya sekarang."
• "Masih banyak pekerjaan lainnya yang harus dikerjakan lebih dulu."
Jika dikatakan ke orang lain, alasan-alasan di atas memang tidak meyakinkan, tapi sebaliknya, jika kita mengatakannya ke diri kita sendiri, maka kita lama-lama bisa "percaya" dengan kebohongan itu sendiri.
Penundaan adalah kebiasaan yang buruk. Kita semua tahu hal itu. Ada 2 penyebabnya, yang pertama adalah pemikiran negatif yang di pikiran kita untuk menjustifikasi penundaan tersebut. Sedangkan penyebab yang kedua akan pola perilaku kita sendiri.
Jika dilihat lebih dekat, pemikiran negatif tersebut mencakup 3 isu dalam "taktik" penundaan : perfeksionisme, ketidakmampuan, dan rasa tidak nyaman. Remaja yang percaya bahwa mereka harus melakukan pekerjaan yang sempurna mungkin menunggu sampai semua sumber daya tersedia, atau secara terus menerus hanya menfokuskan diri pada menulis draft berulang kali.
Nah, penyebab kedua adalah pola perilaku kita.
[Klik disini untuk lanjut ke bagian 2...]
No comments:
Post a Comment