Ternyata kegiatan ngegosip atau membicarakan orang lain bukanlah kegiatan tanpa manfaat. Sebuah studi membuktikan hidup seseorang akan lebih sehat jika dibumbui dengan gosip.
Adalah Jennifer Bosson PhD dan rekan-rekannya yang melakukan penelitian ini sejak ia masih berkerja di departemen psikologi Universitas Oklahoma. Dari penelitian ini Jennifer dan timnya malah menemukan banyak sekali pengaruh positif yang bisa diperoleh dari gosip.
Kebanyakan orang bersosialisasi dengan pembahasan yang tengah hangat dibicarakan. Dengan ini interaksi seseorang terhadap yang lainnya jadi meningkat. Bahkan seorang yang tak dikenal pun bisa menjadi lawan interaksinya dengan bebas. Apalagi topik yang dibicarakan diketahui secara luar oleh khalayak. Misalnya gosip orang kenamaan atau selebritis.
Gosip bisa juga dikatakan sebagai kegiatan ngomongin orang. Karena biasanya objek pembicaraan tak ada ditengah-tengah percakapan. Untuk mendapatkan hasil yang konkret, para pakar ini pun melakukan tiga kali penelitian.
Penelitian pertama, 30 orang mengindetifikasi orang yang biasanya digosipkan adalah orang terdekat mereka. Hanya dengan menyebutkan inisial nama saja, percakapan gosip ini bisa berlangsung dengan seru.
Dari penelitian ini pengaruh negatif cenderung lebih besar dibandingkan hal-hal positifnya. Padahal mereka sendiri tak menyadari bahwa membicarakan orang itu buruk akibatnya.
Penelitian kedua melibatkan 88 orang pelajar. Penelitian kedua pun menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian pertama. Namun rupanya dari penelitian kedua ini banyak pelajar yang mengaku mendapatkan banyak teman baru dari bahan gosip yang diketengahkan. Bukankah itu hasil yang positif?
[sumber: detikHot]
Adalah Jennifer Bosson PhD dan rekan-rekannya yang melakukan penelitian ini sejak ia masih berkerja di departemen psikologi Universitas Oklahoma. Dari penelitian ini Jennifer dan timnya malah menemukan banyak sekali pengaruh positif yang bisa diperoleh dari gosip.
Kebanyakan orang bersosialisasi dengan pembahasan yang tengah hangat dibicarakan. Dengan ini interaksi seseorang terhadap yang lainnya jadi meningkat. Bahkan seorang yang tak dikenal pun bisa menjadi lawan interaksinya dengan bebas. Apalagi topik yang dibicarakan diketahui secara luar oleh khalayak. Misalnya gosip orang kenamaan atau selebritis.
Gosip bisa juga dikatakan sebagai kegiatan ngomongin orang. Karena biasanya objek pembicaraan tak ada ditengah-tengah percakapan. Untuk mendapatkan hasil yang konkret, para pakar ini pun melakukan tiga kali penelitian.
Penelitian pertama, 30 orang mengindetifikasi orang yang biasanya digosipkan adalah orang terdekat mereka. Hanya dengan menyebutkan inisial nama saja, percakapan gosip ini bisa berlangsung dengan seru.
Dari penelitian ini pengaruh negatif cenderung lebih besar dibandingkan hal-hal positifnya. Padahal mereka sendiri tak menyadari bahwa membicarakan orang itu buruk akibatnya.
Penelitian kedua melibatkan 88 orang pelajar. Penelitian kedua pun menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian pertama. Namun rupanya dari penelitian kedua ini banyak pelajar yang mengaku mendapatkan banyak teman baru dari bahan gosip yang diketengahkan. Bukankah itu hasil yang positif?
[sumber: detikHot]
No comments:
Post a Comment