Apa yang kita sebut sebagai "dalang" di dalam diri kita dalam kenyataanya merupakan konstelasi energi di bawah sadar, yang mempengaruhi kita dalam berpikir, merasa, dan bereaksi dengan cara yang tetap dan sama. Para psikoanalis menyebut faktor tersebut sebagai kompleks, pola perilaku, atau pola dasar. Di dalam pikiran kita terdapat bagian-bagian pikiran yang bervariasi, atau bisa dikatan di dalam sebuah personalitas terdapat beberapa subpersonalitas.
Menyadari bagian-bagian yang bervariasi di dalam diri kita merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk memahami diri kita sendiri seutuhnya. Sebab, seperti halnya kita semua, setiap sub personalitas memiliki cara sendiri dalam memandang, bermotivasi, berkesenangan, dan berkebutuhan. Dalam memberikan gagasan mereka(subpersonalitas) yang kita setujui, sesuai dengan spesialisasi dan kapasitasnya, mereka senantiasa berfungsi menuruti keinginan-keinginan kita yang terbaik, dari sudut pandang mereka. Sulit dimengerti bukan? Untuk memahami artikel ini, saya memcoba memakai pola pikir yang begini, kita adalah personalitas, dan sub-subpersonalitas itu adalah orang-orang yang ada di sekitar kita. Dan cobalah memahami tulisan yang ada di atas tadi.
Cobalah membayangkan lagi, seseorang yang Anda kenal baik.
Bagaimana Anda melukiskan dia di depan orang lain yang tidak mengenal dia sama sekali? Anda mungkin berhasil menggambarkan karakteristik jasmaniahnya. Tetapi, setelah itu, Anda akan dihadapkan pada pertanyaan: "Bagaimana ciri-cirinya sebagai suatu person atau pribadi?" Dalam keadaan itu, Anda akan sampai pada mengungkapkan kualitas diri atau sifat-sifat atau bakt-bakat yang paling menonjol dari orang tersebut. Dan itu berarti subpersonalitas yang paling mengidentifikasi dan mewakili keberadaan orang tersebut. Anda mungkin mengatakan: "Oh, dia sangat menarik, pengertian, dan sangat bersahabat," atau "berteman dengan dia sangat menyenangkan," dan sebagainya. Itu berarti, yang paling menonjol dari orang tersebut adalah subpersonalitas Penyenang atau sifatnya yang bersahabat. Begitu juga dengan cara kita akan mengidentifikasikan diri kita sendiri bukan? Anda hanya perlu berkata jujur pada diri kita sendiri, seperti apakah diri kita sekarang. Atau Anda juga bisa memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin saja ada sifat-sifat dari orang-orang tersebut yang juga menggambarkan diri kita. Bukankah begitu? Kadang kita tidak senang pada sifat seorang teman kita, akan tetapi kita tidak menyadarinya bahwa sifat yang kita benci dari teman kita itu sebenarnya juga ada pada diri kita. Dan itu artinya bahwa kita sebenarnya juga tidak senang pada sifat itu ada pada diri kita. Jadi, perlukah sekarang kita mengintropeksi diri kita? Perlukah kita mengubah sifat pada diri kita yang pada dasarnya memang kita benci?
Pola pikir di atas mungkin saja tidak Anda setujui dan Anda sepenuhnya berhak untuk tidak setuju, atau Anda memiliki cara yang bagi Anda lebih tepat untuk memandang diri sendiri. Ingatlah pula bahwa jiwa manusia, sebagaimana halnya alam semesta dan sistem-sistem energi tertutup lainnya, mempunyai daya bertumbuh sendiri. ini berarti, untuk setiap energi yang berada dalam diri seseorang tersimpan energi lain yang jelas-jelas merupakan "oposan" terhadap energi pertama, demi memelihara keseimbangan.
Degnan kata lain, secara potensial, semua kita bisa menjadi APA SAJA! Seorang yang berwatak lembut pada suatu hari bisa berubah menjadi pengamuk. Seorang tokoh masyarakt tiba-tiba diberitakan membunuh! Atau seorang bajinga bisa menjadi pahlawan perang pada suatu harinya. Dan semua itu barulah contoh-contoh kecil tentang bagaimana sebuah energi "sepele" atau sifat-sifat buruk kecil yang ada dalam diri kita yang tidak kita akui berhasil mengupayakan kehadirannya, sehingga kita terpaksa menurutinya! Jadi, mulai sekarang, cobalah mengubah sifat-sifat jelek yang ada pada diri kita sebelum "ia" mulai menjadi suatu masalah dalam kehidupan kita.
Menyadari bagian-bagian yang bervariasi di dalam diri kita merupakan hal yang sangat bermanfaat untuk memahami diri kita sendiri seutuhnya. Sebab, seperti halnya kita semua, setiap sub personalitas memiliki cara sendiri dalam memandang, bermotivasi, berkesenangan, dan berkebutuhan. Dalam memberikan gagasan mereka(subpersonalitas) yang kita setujui, sesuai dengan spesialisasi dan kapasitasnya, mereka senantiasa berfungsi menuruti keinginan-keinginan kita yang terbaik, dari sudut pandang mereka. Sulit dimengerti bukan? Untuk memahami artikel ini, saya memcoba memakai pola pikir yang begini, kita adalah personalitas, dan sub-subpersonalitas itu adalah orang-orang yang ada di sekitar kita. Dan cobalah memahami tulisan yang ada di atas tadi.
Cobalah membayangkan lagi, seseorang yang Anda kenal baik.
Bagaimana Anda melukiskan dia di depan orang lain yang tidak mengenal dia sama sekali? Anda mungkin berhasil menggambarkan karakteristik jasmaniahnya. Tetapi, setelah itu, Anda akan dihadapkan pada pertanyaan: "Bagaimana ciri-cirinya sebagai suatu person atau pribadi?" Dalam keadaan itu, Anda akan sampai pada mengungkapkan kualitas diri atau sifat-sifat atau bakt-bakat yang paling menonjol dari orang tersebut. Dan itu berarti subpersonalitas yang paling mengidentifikasi dan mewakili keberadaan orang tersebut. Anda mungkin mengatakan: "Oh, dia sangat menarik, pengertian, dan sangat bersahabat," atau "berteman dengan dia sangat menyenangkan," dan sebagainya. Itu berarti, yang paling menonjol dari orang tersebut adalah subpersonalitas Penyenang atau sifatnya yang bersahabat. Begitu juga dengan cara kita akan mengidentifikasikan diri kita sendiri bukan? Anda hanya perlu berkata jujur pada diri kita sendiri, seperti apakah diri kita sekarang. Atau Anda juga bisa memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar Anda, mungkin saja ada sifat-sifat dari orang-orang tersebut yang juga menggambarkan diri kita. Bukankah begitu? Kadang kita tidak senang pada sifat seorang teman kita, akan tetapi kita tidak menyadarinya bahwa sifat yang kita benci dari teman kita itu sebenarnya juga ada pada diri kita. Dan itu artinya bahwa kita sebenarnya juga tidak senang pada sifat itu ada pada diri kita. Jadi, perlukah sekarang kita mengintropeksi diri kita? Perlukah kita mengubah sifat pada diri kita yang pada dasarnya memang kita benci?
Pola pikir di atas mungkin saja tidak Anda setujui dan Anda sepenuhnya berhak untuk tidak setuju, atau Anda memiliki cara yang bagi Anda lebih tepat untuk memandang diri sendiri. Ingatlah pula bahwa jiwa manusia, sebagaimana halnya alam semesta dan sistem-sistem energi tertutup lainnya, mempunyai daya bertumbuh sendiri. ini berarti, untuk setiap energi yang berada dalam diri seseorang tersimpan energi lain yang jelas-jelas merupakan "oposan" terhadap energi pertama, demi memelihara keseimbangan.
Degnan kata lain, secara potensial, semua kita bisa menjadi APA SAJA! Seorang yang berwatak lembut pada suatu hari bisa berubah menjadi pengamuk. Seorang tokoh masyarakt tiba-tiba diberitakan membunuh! Atau seorang bajinga bisa menjadi pahlawan perang pada suatu harinya. Dan semua itu barulah contoh-contoh kecil tentang bagaimana sebuah energi "sepele" atau sifat-sifat buruk kecil yang ada dalam diri kita yang tidak kita akui berhasil mengupayakan kehadirannya, sehingga kita terpaksa menurutinya! Jadi, mulai sekarang, cobalah mengubah sifat-sifat jelek yang ada pada diri kita sebelum "ia" mulai menjadi suatu masalah dalam kehidupan kita.
No comments:
Post a Comment