Anak stres, bertengkar dengan saudara atau teman-temannya, anak merasa frustrasi dan marah atas suatu hal, juga bisa menjadi pemicu. Ingat, di usia ini, anak mulai awal memasuki dunia sosialisasi, sehingga tekanan dunia luar dan kawan-kawannya kadang membuatnya frustrasi.
1. TANTRUM
Tantrum sering terjadi hingga usia anak 3-4 tahun. Di usia ini, penguasaan kontrol diri si kecil belum sepadan dengan batas kemarahan dan frustrasinya atas kemampuan keterampilan dan kebebasan yang ia miliki.
Bagaimana mengatasinya?
Selama ia berulah dengan tantrumnya, orang tua sebaiknya mengabaikan perilakunya itu. Marah-marah atau memenuhi kemauannya untuk menghentikan tantrumnya tak bakal berhasil. Bahkan hanya akan menjadi "suap" atas perilaku buruknya.
Memang, anak sering berulah di lingkungan yang bisa bikin Anda malu, misalnya di supermarket atau di tempat umum lainnya. Tak usah malu, ambil si kecil dan segera bawa keluar. Yang jelas, jangan biarkan dia sendirian selama masa tantrumnya. Yang dibutuhkan adalah sikap tenang. Yakinkan dia bahwa Anda tahu bahwa dia marah. Tetapi Anda juga harus memberitahukannya bahwa Anda tak suka atas jeritan dan teriakan yang dilakukannya.
Di waktu-waktu selanjutnya, anak perlu diajarkan mengatasi rasa marahnya. Anda dapat mencontohkan, dengan meningggalkannya sendirian dan datang kembali nanti, mendengarkannya musik, atau mencari pendekatan baru atas situasi yang membuatnya frustrasi.
2. TAK PATUH
Anak usia 3 tahun biasanya sulit menyerap sesuatu secara terus-menerus. Tak heran jika ia akan kelihatan seperti tidak patuh, seakan tak mendengarkan apa yang Anda ucapkan. Selain itu, anak prasekolah yang lebih tua juga akan berkembang menjadi lebih ingin tahu, dan sedikit tak patuh untuk mengetes kemandiriannya.
Bagaimana mengatasinya?
Anda harus membuat prioritas. Beri aturan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehariannya. Namun tinggalkan atau biarkan dia pada hal-hal di mana dia dapat melatih pilihannya. Mengatakan mainan yang mana yang hendak dimainkan dan pakaian mana yang hendak ia kenakan, misalnya. Sesuaikan aturan yang Anda buat dengan kemampuan yang ia miliki.
Kala Anda memintanya melakukan sesuatu, sebaiknya berdirilah di dekatnya dan tatap matanya. Tekankan pada hal positif, bukan yang negatif. Sebagai contoh, "Adik boleh menonton televisi lagi besok," bandingkan dengan kalimat, "Matikan televisi!" Pilihan kalimat positif akan mengurangi pemberontokannya.
Waktu sangat penting dalam hal ini. Kala dia tidak patuh atau melakukan sesuatu yang berpotensioal memunculkan bahaya dan Anda membutuhkan tindakan segera, beri dia waktu 10 detik untuk menuruti perintah Anda. Jangan biarkan lebih lama karena hal itu akan membuatnya berpikir bahwa dia menang. Jika dia tidak menurut, gunakan hukuman, misalnya dia tidak boleh keluar kamar. Lakukan hal demikian secara konsisten.
3. BERSIKAP NEGATIF
Kadang-kadang ini menjadi kebiasaan sehari-hari si kecil. "Saya benci daging kambing!", "Roti cokelat rasanya tak enak!", "Sup ini terlalu panas!"
Bagaimana mengatasinya?
Keluhan-keluhan negatif demikian biasanya merupakan buah ketakutannya. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menuruti atau selalu ada setiap dia membutuhkan Anda, kala dia sedang makan, kala hendak tidur, ataupun kala dia sakit.
Jika keluhannya menjadi hal yang rutin, pertimbangkan, jangan-jangan harapan Anda pada si kecil terlalu banyak atau justru malah tak jelas (seperti jadilah anak yang baik, terlalu abstrak bagi anak usia ini, bukan?) . Namun, untuk perilaku negatif yang tidak terkontrol, cara yang terbaik adalah dengan menolak mengikuti aturannya. Jangan menjawab. Biarkan dia tahu bahwa Anda tidak akan bicara padanya ketika dia sedang berperilaku negatif begitu.
4. BICARA KASAR
Kebiasan jelek ini biasa terjadi pada anak usia 4 - 5 tahun. Seperti halnya anak di bawah 3 tahun dengan tantrumnya, hal ini pun terjadi karena dia tak pernah belajar dengan cara yang lebih baik untuk mengekspresikan kemarahan, frustrasi, dan kekecewaannya.
Bagaimana cara mengatasinya?
Jangan terbawa arus. Kemarahan Anda barangkali hanya akan memperkuat kekasarannya.
Abaikan itu dan tunggu emosinya mereda, baru Anda masuk untuk menghilangkan kebiasaan jeleknya dan mengambil langkah untuk kemajuannya. Cobalah untuk tidak terpancing oleh penghinaan yang ia lemparkan, tetapi atasi dengan masalah-masalah yang disebabkan oleh kemarahannya.
5. MOGOK BERPAKAIAN
Seringkali berpakaian pun bisa jadi ajang "adu mulut". Aksi yang nyata biasanya dengan keinginan memakai baju yang sama terus-menerus. Hal ini biasanya dilakukannya untuk
mengetes Anda, untuk melihat siapa yang berkuasa. Anak usia di atas 3 tahun biasanya tidak menerima banyak ikut campur.
Bagaimana mengatasinya?
Jika memang pilihan berpakaiannya terlalu ekstrem, misalnya tidak mau memakai seragam sekolah tapi maunya pakai baju yang biasa untuk tidur, desak dia dengan tenang untuk memakai pakaiannya dengan benar. Atau, letakkan rok wol-nya sebelum dia sarapan. Pergi keluar dan lakukan hal-hal lainnya.
Namun untuk hal-hal di luar aturan, sebaiknya biarkan dia dengan pilihannya. Seperti halnya belajar berpakaian, tentunya Anda pun harus membeli lebih banyak baju yang enak untuk ia kenakan. Barangkali ada baiknya jika Anda pun bersikap sedikit santai tentang standar apa yang harus dikenakannya.